Uang Langkah


Uang Langkah
Tentu banyak diantara kita yang sudah mengenal pecahan 1000 Rupiah seri Sudirman ini. Di bagian depan  terdapat gambar Jendral Sudirman berwarna orange dan di bagian belakang bergambar pabrik petrokimia yang di katalog Pick disebutkan sebagai PT PUSRI. Uang yang dominan berwarna kuning kecoklatan ini mulai diedarkan tanggal 13 Januari 1969 dan ditarik pada 1 September 1977. 

1000 Rupiah 1968


Pecahan ini menurut Katalog Uang Kertas Indonesia edisi 2010 hanya terdiri dari satu variasi saja yaitu 3 huruf 6 angka. Sedangkan pada Katalog Pick ada tambahan lagi yaitu variasi SPECIMEN.

Variasi beredar 3 huruf 6 angka bila diperhatikan dengan lebih teliti lagi ternyata juga memiliki perbedaan.  Perbedaannya sangat sedikit sehingga kerap lolos dari pandangan mata kita. Dimana letaknya?
Yaitu pada nomor serinya. 
Untuk jelasnya mari kita lihat gambar berikut :


Perhatikan gambar di atas baik-baik. 
Uang 1 bernomor seri ZCV064590 
Uang 2 bernomor seri CFA053128
Apakah teman-teman sudah melihat perbedaannya?

Ukuran nomor seri uang 1 lebih rapat bila dibandingkan nomor seri uang 2. 
Bila diukur panjang nomor seri uang 1 adalah 31 mm dan uang 2 adalah 34 mm. 
Terdapat perbedaan sekitar 3 mm. 
Perbedaannya sangat kecil..... Mungkin terlalu kecil untuk diperhatikan.
Tetapi walaupun kecil, walaupun hanya 3 mm, tetap saja kedua uang tersebut berbeda.

Pertanyaan berikutnya "Mengapa berbeda?"
Tentu sulit untuk dijawab dengan pasti karena hanya Perum Peruri yang bisa menjawabnya, apalagi sewaktu uang ini dicetak statusnya masih sebagai PN Pertjetakan Kebajoran.. Tetapi tanpa melalui Perum Peruri, kita juga bisa membuat perkiraan berdasarkan pengamatan dari uang-uang yang kita miliki. Sudah saatnya kita sebagai kolektor jangan hanya bisa membeli, membeli dan membeli. Sekali-sekali amati dengan teliti uang-uang yang telah kita beli dengan susah payah yang saat ini mungkin tersimpan dan tertutup debu karena sudah bertahun-tahun tidak pernah dilihat lagi.

Berdasarkan pengamatan yang pernah dibuat oleh sesepuh kita pak Adi Pratomo dengan Jurnah Rupiahnya, ditambah lagi sumbangan gambar dan informasi dari banyak teman-teman kolektor, maka dapat dibuat kesimpulan mengapa terdapat perbedaan tersebut.

Sebagian dari sekian banyak uang yang berhasil dikumpulkan dan dicatat


Ciri penomoran uang ini adalah :
1. Memiliki 3 huruf dan 6 angka
2. Huruf acuan adalah huruf kedua
3. Huruf I tidak dipergunakan
4. Huruf X merupakan seri pengganti
5. Angka pertama selalu 0

Uang-uang yang terkumpul dikelompokkan menurut huruf kedua yang merupakan huruf acuan.. Sampai saat ini telah didapatkan 10 urutan yaitu :
xAx, xBx, xCx, xDx, xEx, xFx, xGx, xHx, xJx dan xKx.
Variasi 1 yang lebih rapat (31 mm) didapatkan pada 4 huruf pertama, yaitu A, B, C dan D. Sedangkan variasi 2 yang lebih renggang (34 mm) ditemukan pada huruf-huruf sisanya. Perhatikan tabel berikut :


Dari tabel dapat disimpulkan bahwa variasi 1 yang mempunyai huruf acuan lebih awal sangat mungkin  dicetak terlebih dahulu, baru disusul variasi 2. 
Maka pertanyaan kitapun dapat dijawab dengan sendirinya, "Mengapa terdapat perbedaan panjang pendeknya nomor seri?" Jawabannya adalah "Karena adanya cetak ulang". 
Variasi 2 merupakan cetakan ulang yang dikeluarkan belakangan. 

Dari data lanjutan yang dikumpulkan dapat dilihat bahwa peralihan variasi 1 dengan 2 terjadi di huruf acuan xDx. Perhatikan gambar di bawah, DDR masih memakai variasi 1 tetapi SDZ sudah menggunakan variasi 2. Dimana tepatnya peralihan yang terjadi, tentu masih dibutuhkan bantuan teman-teman semua.

     Peralihan terjadi di xDx
 

Dengan demikian tabel yang kita buat di atas dapat disempurnakan lagi menjadi :

Variasi 1 terdiri dari 3-4 huruf 
Variasi 2 terdiri dari 6-7 huruf. 
Dapat disimpulkan variasi 2 berjumlah 2 kali lebih banyak.


Mari kita pooling :
Variasi manakah yang anda miliki ?
a. Variasi 1
b. Variasi 2
Kirim melalui email atau shoutbox, sebutkan juga huruf acuannya.


Terima kasih banyak untuk pak Adi Pratomo yang telah menginspirasi tulisan ini.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta 29 Juli 2012
Kritik dan saran hubungi email arifindr@gmail.com





   







Kamis, 26 Juli 2012



Kesempatan Langka Untuk Mendapatkan Wayang 100 Gulden PMG 58 (Choice About Uncirculated), None Finer (Belum Ada Grade Lebih Baik Yang Pernah Diberikan PMG)!! 

The August 2012 Philadelphia ANA World's Fair Of Money Auction

Auction # 140  Pre-Bidding Ends: 8/8/2012 6:00:00 AM PST

Live Floor and Internet Bidding Begins: 8/8/2012 7:00:00 AM PST

Lot #20260NETHERLANDS INDIES. De Javasche Bank. 100 Gulden, 14.3.1938. P-82.


Description:Another highly important offering from this popular series with all other denominations above this 100 Gulden being rare. The note offered here is also highly scarce and especially so in this lofty About Uncirculated grade. A single light vertical fold is all we notice and PMG has yet to grade an example finer than this piece. PMG Pop. 1/ none finer.PMG Choice About Uncirculated 58


Estimate:$1,000 - $1,500



Harga saat ini US$2,200 (belum termasuk fee 17,5%)
Harga sudah meningkat lagi menjadi US$2800 atau  US$3290 (sekitar Rp.32 juta) setelah ditambah fee.
Apakah masih akan bertambah lagi?


Selasa, 30 November 2010


Memulai Koleksi Uang Kuno







Pecahan Rp.100.000, 50.000, 10.000, 5.000 dan Rp.2.000 cetakan tahun 2012 sudah beredar. 
Pecahan Rp.2.000 ditandatangani oleh Deputi Gubernur BI yang baru yaitu Ronald Wass.
Apakah sudah ada yang menemukan pecahan Rp.20.000? Mohon bantuan teman-teman

======================================================


Memulai koleksi uang kuno
Setiap orang mempunyai hobby yang berbeda, ada yang senang menonton film, ada yang senang memancing, ada juga yang senang mengumpulkan buku komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang cukup langka adalah mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut NUMISMATIK. Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh informasi maupun "barangnya" itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.

Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor harus mempunyai minat dan kemauan untuk belajar. Banyak literatur dan perkumpulan yang dapat dijadikan acuan, seperti:


1. Katalog Uang Kertas Indonesia cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
3. Standard Catalog of World Paper money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan Mevius)
5. Katalog lelang dari berbagai balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti blog ini atau lain sebagainya

Dari sumber2 informasi tersebut di atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:

(1) Jenis atau seri, contoh: seri Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin baik kualitas suatu uang tentu semakin mahal harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu sangatlah penting bagi para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang. Terdapat istilah2 khusus tentang kualitas uang kertas, seperti Uncirculated, Extremely Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.



Supaya tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu uang kertas maka kalangan numismatik membutuhkan suatu standarisasi, yang disebut grading.

The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan standarisasi grading yang terdiri dari :


1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.


Uncirculated (UNC)





2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua sudut harus tajam.















NICA 500 gulden kondisi Almost uncirculated (AU)


3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.


Wayang 50 gulden kondisi Extremely Fine (EF/XF)



4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal namun tidak sobek.


Wayang 200 gulden kondisi Very Fine (VF)



5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.


Gedung 30 gulden kondisi Fine (F)



6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.


Coen 200 kondisi Very Good (VG)



7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar, bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada bagian yang hilang karena sobek.


ORI 10 rupiah baru kondisi Good (G)



8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.




Barong 10.000 rupiah 1975 kondisi fair



9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang sangat langka.



Pemandangan alam 2,5 rupiah 1951 kondisi Poor




Ada kalanya kualitas suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:

1. VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF

2. VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF

3. aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF

4. UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan


Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:

1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di potong
5. Pressing atau disetrika
6. Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya

Adanya kondisi2 tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.

Sekalipun telah ada standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam transaksi.

Beberapa macam istilah grading dalam berbagai bahasa
















Kritik dan saran hubungi : arifindr@gmail.com

1874-1924 (seri Bingkai II)


Seri Bingkai II memiliki 3 pecahan yaitu 10, 25 dan 50 gulden.
Walaupun hanya 3 pecahan tetapi seri ini memiliki banyak sekali variasi dengan berbagai jenis tanda tangan, banyak yang belum terdata, karena itu sangat dibutuhkan kerjasama dari teman-teman semua.

Mari kita pelajari bersama.


Tanda air

Semua pecahan seri bingkai II memiliki tanda air bertulisan JAV.BANK yang terletak di bagian tengah uang berdekatan dengan tandatangan secretaris dan president. Tanda air ini sangat penting untuk menentukan keaslian uang. Karena ternyata seri bingkai terdapat juga versi palsunya.


Tanda air bertulisan JAV.BANK


Nomor seri, tanggal dan kode kontrol yang terdapat pada uang ini saling berhubungan seperti yang telah dijelaskan pada artikel terdahulu (16. Rahasia Nomor Seri JP Coen).
Perhatikan contoh di bawah ini :

Nomor seri, tanggal dan kode kontrol pada pecahan 10 Gulden 1923



PECAHAN 10 GULDEN

Bagian depan berwarna biru dengan angka 10 dan tulisan TIEN GULDEN di bagian tengah. Nomor seri terletak di bagian atas (kiri dan kanan), tanda tangan Secretaris serta President di bagian bawah. Tepat di bagian tengah terdapat tulisan BATAVIA disusul dengan tanggal dan tahun cetak.
Bagian belakang berwarna hijau tua dengan kotak besar di tengah berisi undang-undang dalam 3 bahasa (Arab, Jawa dan Mandarin), sedangkan untuk undang-undang dalam bahasa Belanda terletak pada 2 kotak kecil di sisi kiri dan kanan. Terdapat juga nomor kode kontrol pada sisi kanan bawah.

Perhatian : Semua uang seri bingkai II memiliki ukuran yang sama dengan tepi (kanan, kiri dan bawah) yang tidak rata.



Pecahan 10 Gulden seri bingkai II


PECAHAN 25 GULDEN

Corak dan gambarnya mirip dengan pecahan 10 Gulden.
Bagian depan berwarna coklat sedangkan bagian belakang berwarna keunguan.


Pecahan 25 Gulden seri bingkai II


PECAHAN 50 GULDEN

Bagian depan mirip dengan pecahan sebelumnya dengan warna dominan abu-abu. Bagian belakang sangat berbeda, berwarna coklat terang dengan 4 kotak berisi undang-undang dalam 4 bahasa. Kode kontrol terletak di sisi tengah.


Pecahan 50 Gulden seri bingkai II


VARIASI
Sungguh tidak mudah membagi variasi seri ini, tetapi berdasarkan katalog Pick maupun Mevius pengelompokan terbaik mirip dengan seri Coen I yaitu berdasarkan warna nomor serinya.


1. Nomor seri berwarna HITAM


Terdiri dari 2 huruf dimana huruf pertama merupakan acuan cetak diikuti oleh 5 angka.
Angka pertama selalu 0



Seri bingkai II dengan warna nomor seri hitam.
Bandingkan pecahan 50 Gulden di atas dengan gambar di KUKI (H-107), dimanakah letak perbedaannya?


Semua cetakan awal seri ini memiliki nomor seri berwarna hitam, tanda tangan yang terdata menurut Pick dan Mevius sangat banyak, dimulai dari Versteegh - NP van den Berg sampai dengan KF van den Berg - EA Zeilinga (1912-1920).

Pada uang bernomor seri hitam ini terdapat 2 variasi lagi yang dapat ditemukan pada tanda tangan KF van den Berg - EA Zeilinga yaitu :

Pada pecahan 10 dan 25 Gulden memiliki text undang-undang yang berbeda bentuknya yaitu:
a. Berbentuk jajaran genjang (parallelograms) dan
b. Berbentuk kotak (rectangles)


Perbedaan bentuk text undang-undang (jajaran genjang dan kotak) yang ditemukan pada tanda tangan KF van den Berg-EA Zeilinga



Selain perbedaan bentuk, pada tanda tangan tersebut juga terdapat perbedaan isi dari undang-undangnya. Bentuk jajaran genjang memiliki text undang-undang pada gambar sebelah kiri, sedangkan bentuk kotak pada gambar sebelah kanan.

Selain bentuknya ternyata isi undang-undangnya juga berbeda

Pada pecahan 50 Gulden perbedaannya bukan pada bentuk kotak atau jajaran genjang tetapi pada isi dari text undang-undang. Perhatikan gambar di bawah yang berisi text undang-undang dengan ukuran huruf lebih besar (Big) dan dengan ukuran huruf lebih kecil (Small)

Perbedaan isi dan ukuran text undang-undang pada pecahan 50 Gulden dengan nomor seri hitam. Bagian atas hurufnya besar (Big) sedangkan bagian bawah lebih kecil (Small)


Untuk variasi lengkapnya silahkan lihat tabel di bagian akhir artikel ini.


2. Nomor seri berwarna MERAH


Terdiri dari 2 huruf dan 6 angka, 2 angka pertama selalu 00.
Hanya terdiri dari 3 variasi tanda tangan yaitu :
a. L von Hemert - EA Zeilinga (1920-1922)
b. JF van Rossem - EA Zeilinga (1922-1924)
c. JF van Rossem - LJA Trip (1924-1928)

Contoh uang bernomor seri MERAH


3. Nomor seri berwarna HITAM atau MERAH

Khusus untuk tanda tangan L von Hemert - EA Zeilinga terdapat 2 jenis nomor seri yang berwarna HITAM atau MERAH perhatikan gambar di bawah.



Ketiga pecahan 10, 25 dan 50 Gulden yang bertanda tangan L von Hemert - EA Zeilinga memiliki nomor seri dengan warna hitam atau merah.


VARIASI LAIN

1. SPECIMEN

Bila dibandingkan dengan bentuk beredarnya, SPECIMEN bernomor jalan jauh lebih mudah ditemukan. Semua pecahan terdapat versi SPECIMEN nya.

Pecahan 10, 25 dan 50 Gulden SPECIMEN


2. PALSU

Ternyata seri ini dapat ditemukan juga versi palsunya. Bentuknya sangat mirip sehingga sulit dibedakan dengan aslinya. Perbedaan utama adalah cetakannya yang agak kasar dan tidak memiliki tanda air. Perhatikan contoh di bawah.

Pecahan 10 Gulden seri bingkai II palsu. Perhatikan nomor serinya yang tergolong 'cantik'



Pecahan 25 Gulden seri bingkai II palsu, sangat mirip dengan aslinya.


3. STEMPEL REPUBLIK MALUKU SELATAN

Seri bingkai seperti juga seri Coen, banyak yang digunakan oleh RMS sebagai mata uangnya dengan cara memberinya stempel bertulisan Republik Maluku Selatan. Uang di bawah merupakan salah satu contohnya.



4. LUBANG (PUCHED HOLES) BERTULISAN NIETIGDT

Sangat langka dan bernilai tinggi.

Pecahan 25 Gulden 1895 dengan puched holes bertulisan NIETIGDT, terjual seharga Rp.35 juta (belum termasuk fee) pada lelang JA 2008.

5. PROOF (1)

Tidak bernomor seri dan tidak bertandatangan. Bertanggal fiktif 31 Juni 1904 atau 1908 serta memiliki beberapa variasi warna. Bentuk bagian depan mirip dengan versi beredar, tetapi bentuk bagian belakangnya sangat berbeda, perhatikan gambar di bawah.

Proof 10 Gulden berwarna biru


Proof 10 Gulden berwarna hijau


Bagian belakang yang sangat berbeda dibandingkan versi beredarnya


Proof 25 Gulden 31 Juni 1908


Proof 50 Gulden 1908



6. PROOF (2)

Nomor seri WW12345 - WW67890, bertanggal 30 Juni 1904. Uniface dan tidak bertanda tangan. Bentuk yang sangat langka dan bernilai tinggi.

Proof 25 Gulden 1904



HARGA

Selain kualitas, variasi tanda tangan dan nomor seri juga sangat mempengaruhi harga. Mari kita lihat beberapa contoh harga pada lelang internasional.

Pecahan 10 Gulden 1923 (VF) non specimen, ditawarkan seharga 1600 euro pada tahun 2006


Pecahan 25 Gulden SPECIMEN (bekas karat, fine) terjual 300 euro (+ fee) pada tahun 2006

Pecahan 50 Gulden Specimen, ditawarkan seharga 300 euro (Fine) dan 400 euro (VF-) pada tahun 2007


Terjual seharga Rp.9 juta (+ fee) pada lelang JA 2010


Terjual seharga Rp.7.750.000 (+ fee) pada lelang JA 2010


Terjual seharga Rp.8.250.000 (+ fee) pada lelang yang sama

10 Gulden 1920 SPECIMEN, nomor seri hitam, text berbentuk kotak (vd Berg-Zeilinga) kondisi EF terjual sekitar Rp.11 juta pada lelang Kintamoney Oktober 2011.

25 Gulden 1920 SPECIMEN, nomor seri merah (Hemert-Zeilinga), kondisi VF.
Terjual 700 euro (sekitar Rp.8,5 juta belum termasuk fee 21,42%) pada lelang bulan Oktober 2011 di Belanda. Terjadi peningkatan harga sebesar 2,5 kali lipat dibanding lelang tahun 2006.


Dengan demikian jelas bahwa harga versi beredar jauh lebih mahal dibandingkan versi SPECIMEN.
Perbedaan untuk kualitas yang sama sekitar 2-3 kali lipat.


RINGKASAN :

Variasi seri ini sedemikian banyaknya sehingga sangat sulit untuk dijelaskan. Pick mendata setidaknya ada 9 variasi untuk pecahan 10 Gulden, 9 variasi untuk pecahan 25 Gulden dan 7 variasi untuk pecahan 50 Gulden. Mevius mendata lebih sedikit yaitu 7 variasi untuk pecahan 10 gulden, 5 variasi untuk 25 Gulden dan 4 variasi untuk 50 Gulden.
KUKI lebih sedikit lagi, masing2 pecahan hanya terdapat 2 variasi.


Secara singkat variasi-variasi tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Nomor seri hitam dengan undang2 berbentuk jajaran genjang (parallelograms) pada pecahan 10 dan 25 Gulden serta undang2 dengan huruf besar untuk pecahan 50 Gulden. Untuk variasi silahkan lihat tabel di bawah.

2. Nomor seri hitam dengan undang2 berbentuk kotak (rectangles) pada pecahan 10 dan 25 Gulden serta undang2 dengan huruf kecil untuk pecahan 50 Gulden
a. KF van den Berg - EA Zeilinga
b. L von Hemert - EA Zeilinga

3. Nomor seri merah
a. L von Hemert - EA Zeilinga
b. JF van Rossem - EA Zeilinga
c. JF van Rossem - LJA Trip

Selain itu terdapat juga versi SPECIMEN, PROOF dan juga palsunya.
Sangat banyak dan rumit, sehingga untuk menyusun artikel ini dibutuhkan waktu yang sangat lama.



Berdasarkan ketiga katalog dapat disimpulkan bahwa :
Pecahan 10 Gulden terdiri dari 12 variasi tanda tangan
Pecahan 25 Gulden terdiri dari 10 variasi + 1 yang tidak terdaftar Hemert-Zeilinga (RED)
Pecahan 50 Gulden terdiri dari 8 variasi
Total semua terdapat setidaknya 31 variasi belum termasuk proof dan versi lain2nya.

Sudah berapa banyak variasi yang teman-teman kumpulkan?
Saran saya, karena sangat sulit mengumpulkan versi beredarnya, maka sebaiknya kumpulkan saja versi SPECIMEN dari masing-masing pecahan. Cukup satu atau paling banyak dua set yang berbeda warna pada nomor serinya (satu set hitam dan satu set merah).
Selamat berburu.............

0 komentar:

Posting Komentar